Saya beri judul di atas, karena saat ini kita sedang berada di babak ketiga dari sejarah Microsoft di Indonesia. Babak pertama adalah saat Microsoft membiarkan semua software miliknya dibajak. Babak kedua adalah pada saat Microsoft melalui BSA mulai mendobrak pasar dengan UU HaKI. Dan babak ketiga adalah pada saat third party mulai berpesta dengan ketentuan yang sudah ada.
Babak pertama sudah tidak perlu dibahas lagi, karena sampai sekarang dengan kekuatan yang sangat besar, banyak took yang menjual produk Microsoft secara terbuka di mal, bahkan ada di pinggir jalan.
Di babak kedua, Microsoft menggebrak
Pada babak ketiga, third party yang bergerak mewakili Microsoft adalah Polisi yang sudah dibekali keahlian yang sangat tinggi. Polisi mengerti rincian tentang EULA (END-USER LICENSE AGREEMENT) yang bahkan tidak diketahui oleh pemakai komputer yang sudah lama menggunakan Microsoft Windows.
EULA di Amerika harus dibaca dengan saksama dan harus ditaati. Salah satunya adalah persyaratan dari Microsoft untuk tidak boleh menyewakan program-program Microsoft ke orang yang bukan pembeli produknya.
Sampai ujung manapun, pembajakan peranti lunak merupakan hal yang salah dan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Tetapi dengan kondisi
Tingkat kemajuan bangsa didasarkan pada pendidikannya, dan pendidikan selalu berkaitan dengan teknologi komputer. Komputer berpangkal pada biaya dan daya beli, sehingga dalam satu populasi masyarakat
Dari semua kejadian ini dapa disimpulkan bahwa, pendidikan merupakan kunci penyelesaian dari berbagai masalah. Jika bicara pendidikan, sepertinya kita harus menunggu 1 generasi untuk membuat perubahan dan sementara semua sudah berjalan dengan tidak seperti yang diharapkan. Pihak Microsoft selalu bersikeras untuk tidak memberikan perlakuan khusus dalam hal harga pada satu negara, karena khawatir dengan berbagai hal contoh penjualan kembali ke negara asal dan protes yang akan disampaikan oleh banyak perusahaan besar yang membeli produk Microsoft dalam jumlah yang sangat banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar